Malang - Beredar nama-nama anggota TNI AU Abdulrachman Saleh
perihal dalam Padepokan Dimas Kanjeng. Dari empat nama yang diketahui, satu di
antaranya jadi tersangka pembunuhan Abdul Ghani, sisanya justru jadi korban.
Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Marsekal Pertama (Marsma)
Djoko Senoputro mengatakan, hanya satu anggotanya yang perihal dalam pembunuhan
Abdul Ghani. Meskipun hanya berperan sebagai sopir yang mengantar dan membuang
jasad korban, bukan sebagai eksekutor.
"Yang lain adalah korban. Kami sudah berharap info
mereka dan menyatakan justru tertipu hingga puluhan juta. Berbeda dengan RD
yang punya peran sebagai sopir untuk membuang mayat korban," paham Djoko
ditemui wartawan di Lanud Abdulrachman Saleh, Sabtu (1/10/2016), siang.
Masih berasal dari info empat anggotanya, lanjut Djoko,
mereka sudah jadi pengikut Dimas Kanjeng selama dua th. terakhir.
Masing-masing berasal dari mereka sudah menyetorkan duwit
hingga Rp 20 juta kepada pimpinan padepokan. Uang itu diserahkan, gara-gara
iming-iming mampu berlipat ganda dengan kesaktian yang dimiliki Dimas Kanjeng.
"Mereka sudah setorkan uang, gara-gara iming-iming
mampu berlipat ganda," paham Djoko.
Djoko menegaskan, Lanud Abdulrachman Saleh bakal menopang
proses pengembalian duwit berasal dari keempat anggotanya yang jadi korban
penipuan. Selain itu, lanjut Djoko, yang paling penting adalah berikan tambahan
pendampingan kepada para korban untuk mampu paham dan terbebas berasal dari
efek modus penipuan Dimas Kanjeng.
"Akan ada bisnis berasal dari kita menopang
pengembalian duwit yang sudah diberikan. Tetapi jikalau lantas hari ditemukan
ada keterlibatan pidana, kita bakal memprosesnya sesuai aturan," tegas
Djoko.
Seperti diberitakan, berasal dari account fasilitas sosial
Padepokan Dimas Kanjeng beredar nama-nama pelindung padepokan. Ada anggota TNI
dan polisi, ada termasuk desertir. Ada yang jadi tersangka dalam masalah
pembunuhan.
Berdasarkan information yang disatuka detikcom, ada 20
pelindung Padepokan Dimas Kanjeng. Terdiri berasal dari 14 anggota TNI aktif
dan 4 desertir. Sedangkan berasal dari Polri, ada dua orang.
Pangkat tertinggi untuk pelindung yang berasal berasal dari
TNI adalah Peltu (Pembantu Letnan Satu). Sementara berasal dari Polri, pangkat
tertinggi AKP (Ajun Komisaris Polisi). Di daftar itu, ada 4 anggota TNI AU
berasal dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang.